Penguasaan bahasa Inggris merupakan persyaratan penting bagi keberhasilan individu. Masyarakat dan bangsa Indonesia dalam menjawab tantangan zaman pada tingkat global karena bahasa Inggris merupakan bahasa global yang digunakan oleh lebih dari separo penduduk dunia.
Di samping berperan sebagai bahasa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, bahasa Inggris menjadi alat untuk mencapai tujuan ekonomi perdagangan, hubungan antarbangsa, tujuan sosial budaya dan pendidikan serta tujuan pengembangan karir. Oleh karena itu penguasaan bahasa Inggris memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional siswa dan menjadi kunci penentu dalam keberhasilan mempelajari bidang-bidang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari bahasa menjadi alat untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Makna komunikasi adalah upaya merespon informasi, pikiran, perasaan, serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya dengan menggunakan bahasa (Diknas 2008).
Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah menghasilkan teks lisan dan/atau tulisan yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat.
Keempat keterampilan berbahasa di atas menjadi substansi pembelajaran bahasa Inggris pada tingkat pendidikan menengah. Kompetensi membaca adalah keterampilan berbahasa yang fundamental karena kompetensi membaca merupakan perwujudan dari penguasaan kompetensi berbahasa yang lain.
Selain itu, kompetensi membaca juga menjadi modal dasar untuk merespon gagasan secara tertulis. Amanah standar isi mata pelajaran bahasa Inggris salah satunya adalah standar kompetensi (SK) membaca yang diturunkan menjadi kompetensi dasar (KD) yang dibedakan menurut masing-masing tingkatan kelas.
KD, salah satunya adalah merespon makna dan langkah retorika dalam esei pendek sederhana, secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk narrative (recount dan narrative) dan report (descriptive dan report).
Pada implementasinya, untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan tersebut, banyak siswa mengalami kesulitan untuk meresposn makna dan langkah retorika sebuah teks. Siswa kelas X SMA Negeri 1 Kradenan, Kabupaten Grobogan, juga mengalami masalah yang sama dalam hal keterampilan membaca yang menunjukkan kemampuan merespon makna dan langkah retorika dalam esei pendek sederhana secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari masih rendah. (pm2/lis)
Penulis : Panca Ery Widayanti, S.Pd. Guru SMA N 1 Kradenan.
Artikel ini telah tayang di :
https://radarsemarang.jawapos.com/rubrik/untukmu-guruku/2021/05/04/tingkatkan-kemampuan-merespon-makna-pada-pembelajaran-reading-melalui-chopping-down/
Copyright © Radar Semarang Digital