Pembelajaran sejarah akan lebih bermakna jika peserta didik dapat merasakan langsung pengalaman belajarnya. Salah satunya dengan memanfaatkan aset yang ada di lingkungan sekolah. Adapun tujuannya adalah untuk mendeskripsikan pemanfaatan cagar budaya serta kesesuaiannya dalam materi pada mata pelajaran sejarah.
Pemanfaatan aset ini dilakukan dikarenakan perubahan karakteristik belajar peserta didik yang hanya fokus terhadap apa yang trend di sosial media. Bahkan peserta didik tidak pernah sadar jika tidak diingatkan bahwa disekitar mereka banyak sekali bangunan bersejarah yang mampu dijadikan sumber belajar sejarah tetapi mereka tidak menyadarinya.
Di SMA Negeri 1 Kradenan ada banyak sekali situs cagar budaya yang bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran. Salah satunya adalah cagar budaya rumah belanda yang dikonservasi menjadi cafe yang bernama Ndoro Sinder.
Cagar budaya rumah peninggalan belanda ini berada di antara stasiun dan Perhutani Kradenan Kabupaten Grobogan.
Awalnya bangunan ini terbengkalai dan tidak sedikitpun dilirik oleh anak muda, tapi setelah dikonservasi menjadi cafe rumah, Ndoro Sinder ini menarik bagi pemuda dan peserta didik.
Mereka banyak yang datang dan belajar sambil bersantai di wilayah cafe ini, sekedar menikmati bangunan, foto, menikmati hidangan dan bahkan banyak yang cari latar belakang dari rumah cagar budaya ini.
Lingkungan di cafe ini menyediakan banyak sekali sumber belajar sejarah. Tidak hanya bangunan, ada pula tugu peringatan pertempuran yang pada masa itu tidak pernah dilihat maupun disadari oleh peserta didik. Tapi setidaknya dengan adanya konservasi cagar budaya ini membuat peserta didik belajar eksplorasi lingkungan sekitar.
Ditulis oleh : Beni Panji Taufik, S.Sos – Guru Sejarah SMA N 1 Kradenan.