Lompat ke konten

Selami Deep Learning, SMAN 1 Kradenan Selenggarakan IHT Empat Hari

Dunia pendidikan yang terus berkembang, menggugah SMAN 1 Kradenan untuk terus berbenah. Sesuai dengan amanat dari Menteri Pendidikan Dasar & Menengah, Prof. Abdul Mu’ti, kedepan pendidikan harus dilakukan dengan mendalam, dalam hal ini dikenal dengan istilah Deep Learning. Dalam rangka memenuhi hal itu, SMAN 1 Kradenan menyelenggarakan In House Training dengan tema “Transformasi Pembelajaran dengan Deep Learninng: Peluang, Tantangan, dan Strategi Implementasi” selama empat hari, mulai Selasa (29/04/2025) hingga Senin (05/05/2025).

Kegiatan yang dibuka oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah IV Provinsi Jawa Tengah, Bapak Budi Santosa, S.Pd.,M.M.,M.Si. itu dilaksanakan di Aula Pertemuan SMAN 1 Kradenan tepat pukul 09.00 WIB.

Bapak Budi, dalam pembukaan menyampaikan pengalamannya ketika menjadi guru, pentingnya proses pembelajaran yang mendalam, pentingnya pendidikan, hingga tujuan pendidikan secara keseluruhan.

“Tujuan pendidikan di Indonesia ini adalah menghasilkan manusia yang seutuhnya, sehat jasmani, rohani dan berkepribadian yang mantap, artinya berbudi pekerti yang kuat. Sekarang kalau ada penyakit terkait media sosial yang parah kira-kira apa yang kalian lakukan? Itu, sekarang kita sepakat bahwa terkait dengan penguatan karakter”, tutur kepala cabang dinas iv Jawa Tengah asal Kabupaten Pati itu dengan tegas.

“Kalian tahu dulu Afrika Selatan seperti apa? Siapa yang menjadikan perubahan luar biasa seperti itu? Ya, betul Nelson Mandela. Dengan prinsipnya yang luar biasa: education is the powerful weapon. Pendidikan itu adalah senjata yang paling ampuh di dunia”, imbuhnya.

IHT yang rencananya digelar selama empat hari dengan narasumber utama Bapak Hery Wuryanto, S.Pd.,M.M. tersebut diikuti oleh segenap tenaga pendidik SMAN 1 Kradenan.

“Seperti pendapat Ki Hajar Dewantoro, bahwa anak itu akan mengalami perubahan jaman. Seperti jaman saya, mungkin berbeda dengan yang ada disini, mungkin yang selisih sepuluh tahun akan berbeda jaman. Yang kelahiran 90-an, berbeda dengan yang kelahiran tahun 80-an. Nah, itu akan beda lagi. Maka, perlu inovasi-inovasi guru untuk bisa menyesuaikan perubahan-perubahan tadi. Dari situ, saya ingin memberikan pertanyaan pemantik untuk kalian tentang materi yang akan kita bahas hari ini. Pertama, bagaimana makna deep learning itu? Lalu apa saja tantangan yang dihadapi dalam penerapan pendekatan deep learning? Nah, ini yang perlu bapak ibu gali”, ungkap pengawas SMA Cabang Dinas Wilayah IV Jawa Tengah diawal menyampaikan materi tersebut.

Pengawas SMA yang pernah menjadi kepala sekolah itu juga mengungkapkan pentingnya menganalisis tantangan-tantangan dalam pembelajaran deep learning.

“Coba masing-masing cari tantangan kalain dalam menjalankan pendekatan deep learning sebagaimana yang saya sampaikan tadi. Betul, pengalaman dari bapak ibu guru tentang tantangan pembelajaran mulai adanya keperluan menyamakan persepsi, perubahan jaman, fasilitas atau sarana prasarana, dan lain-lain tadi, maka yang menentukan berhasil atau tidaknya guru dalam mendorong siswa untuk berpikir kritis, bukan kita yang memberikan pelajaran secara penuh, tapi merangsang siswa agar mau bergerak dan aktif sebagai pembelajar” imbuhnya.

“Berikutnya, sebagai pendidik terlebih dahulu mengetahui posisi kita. Apakah kita sebagai mentor, coach, atau fasilitator? Nah masing-masing itu ada kompetensinya. Sedangkan kompetensi umumnya yang harus ada pada fasilitator, mentor, maupun coach yaitu hadir utuh, mendengar aktif, dan melontarkan pertanyaan berbobot”, paparnya.

Harapannya, IHT ini benar-benar dapat meningkatkan pemahaman yang mendalam bagi pendidik tentang pendekatan deep learning yang bukan sebagai kurikulum, akan tetapi lebih pada pendekatannya yang mendalam, demi pendidikan yang lebih baik untuk masa mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *