Pernahkah Bapak dan Ibu guru menemui kesulitan dalam mengajar siswa pada jam terakhir di sekolah? Rentang waktu antara pukul 14.00 sampai dengan 15.30 adalah kondisi dimana siswa kelelahan. Kelelahan tersebut terlihat dari menurunnya tingkat partisipasi dan motivasi dalam mengikuti pelajaran. Situasi ini mengakibatkan kurang optimalnya pemahaman materi oleh para siswa. Sebagai pengajar, tentunya guru ingin pembelajaran yang dilakukan berlangsung dengan efektif dan efisien. Sebagai pelakon utama di dalam ruang kelas, kreatifitas dan inovasi guru, khususnya mata pelajaran Bahasa Inggris dalam menciptakan pembelajaran yang kreatif sangatlah penting. Pembelajaran yang berkualitas pada akhirnya akan menciptakan pemahaman yang lebih baik bagi siswa.
Pada artikel yang ditulis oleh Nicholas Provenzano pada situs Edutopia yang berjudul “4 Practices for Increasing Students Engagement”, dipaparkan beberapa hal yang bisa digunakan untuk meningkatkan partisipasi dan motivasi siswa. Salah satu cara yang bisa guru gunakan adalah strategi The First Five. Strategi ini merujuk pada pemanfaatan waktu 5 menit pertama di awal pembelajaran. Menjumpai siswa yang merasa lelah dan jenuh di jam – jam akhir sekolah, alangkah tidak efektif bagi seorang guru untuk langsung masuk ke materi pembelajaran. Strategi ini mengajak guru untuk mengawali pembelajaran dengan berkomunikasi dengan siswa. Komunikasi guru dengan siswa ini tidaklah melulu seputar materi pembelajaran. Bahkan guru dianjurkan untuk memulai percakapan santai seputar kehidupan siswa sehari – hari, hobi, atau kejadian menarik yang mereka alami di sekolah. Selama 5 menit, guru berkomunikasi ringan dengan siswa, memancing respon dan cerita dari mereka. Tujuan kegiatan ini adalah untuk membuat siswa merasa rileks dan lebih siap untuk memulai kegiatan pembelajaran berikutnya. Walaupun kelihatannya ringan dan remeh, namun kegiatan The First Five ini terbukti bisa membantu menciptakan suasana belajar yang lebih kondusif.
Strategi lain yang bisa digunakan untuk meningkatkan partisipasi dan motivasi siswa di jam – jam terakhir sekolah adalah menggunakan Project Based Learning (PBL) atau pembelajaran proyek. Pembelajaran proyek dilakukan untuk membuat siswa lebih termotivasi dan terlibat dalam proses belajar mengajar. Pada pelaksanaannya, alangkah baiknya jika guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk menentukan media dan jenis proyek yang akan dikerjakan. Hal ini dilakukan supaya siswa dapat menentukan pengerjaan proyek mereka sesuai dengan bakat dan minat mereka masing – masing. Ketika siswa mengerjakan sesuatu sesuai minat mereka, diharapkan mereka akan lebih termotivasi dan lebih terlibat dalam prosesnya. Meningkatnya motivasi dan partisipasi siswa ini pada akhirnya dapat membuat siswa lebih bisa memahami pengetahuan yang sedang mereka pelajari.
Tidak semua materi pembelajaran bisa dikemas dalam bentuk pembelajaran proyek. Disinilah kreatifitas dan inovasi guru sangat penting. Ada banyak cara yang bisa digunakan guru untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas dan menarik. Salah satu cara menciptakan pembelajaran yang menarik adalah dengan menggunakan kombinasi pembelajaran berbasis audio, visual dan kinestetik. Banyak guru masih berpendapat bahwa pembelajaran yang efektif itu adalah ketika ruang kelas hening dan anak – anak (terlihat) berkonsentrasi pada penjelasan guru. Pada kenyataannya, pembelajaran di ruang kelas yang dihiasi dengan suara riuh rendah dan mobilitas siswa bisa jadi lebih efektif. Ketika siswa merasa lelah dan bosan di jam – jam terakhir sekolah, siswa membutuhkan pembelajaran yang bisa membangkitkan semangat dan menghibur. Menciptakan pembelajaran menggunakan kombinasi audio, visual dan kinestetik bisa digunakan guru untuk mengisi kebutuhan siswa tersebut. Guru perlu menelaah dengan cermat materi pembelajaran yang akan mereka sampaikan. Langkah selanjutnya adalah mengolah materi tersebut menjadi kegiatan pembelajaran yang menarik, dikemas dengan gerakan atau lagu atau video yang terkait. Dengan bergerak atau mendengarkan lagu atau menonton video, siswa yang semula merasa lelah dan bosan dapat terhibur dan pada akhirnya hal ini dapat meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Di era dimana teknologi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita, guru diharapkan untuk menggunakan semua sumber daya yang ada untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang diberikan kepada siswa. Tidak dapat dipungkiri, motivasi dan partisipasi siswa di dalam proses belajar mengajar menentukan tingkat pemahaman siswa terhadap materi. Ketika siswa yang bosan dan kelelahan terpaksa dijejali dengan pengetahuan baru tanpa adanya variasi maka tujuan pembelajaran sulit tercapai. Strategi The First Five, Pembelajaran Proyek, dan kombinasi pembelajaran berbasis audio, visual dan kinestetik adalah beberapa alternatif solusi untuk menghadapi siswa yang merasa kelelahan dan bosan di jam – jam terakhir sekolah. Merasa tertantang untuk mencoba ?
Pernahkah Bapak dan Ibu guru menemui kesulitan dalam mengajar siswa pada jam terakhir di sekolah? Rentang waktu antara pukul 14.00 sampai dengan 15.30 adalah kondisi dimana siswa kelelahan. Kelelahan tersebut terlihat dari menurunnya tingkat partisipasi dan motivasi dalam mengikuti pelajaran. Situasi ini mengakibatkan kurang optimalnya pemahaman materi oleh para siswa. Sebagai pengajar, tentunya guru ingin pembelajaran yang dilakukan berlangsung dengan efektif dan efisien. Sebagai pelakon utama di dalam ruang kelas, kreatifitas dan inovasi guru, khususnya mata pelajaran Bahasa Inggris dalam menciptakan pembelajaran yang kreatif sangatlah penting. Pembelajaran yang berkualitas pada akhirnya akan menciptakan pemahaman yang lebih baik bagi siswa.
Pada artikel yang ditulis oleh Nicholas Provenzano pada situs Edutopia yang berjudul “4 Practices for Increasing Students Engagement”, dipaparkan beberapa hal yang bisa digunakan untuk meningkatkan partisipasi dan motivasi siswa. Salah satu cara yang bisa guru gunakan adalah strategi The First Five. Strategi ini merujuk pada pemanfaatan waktu 5 menit pertama di awal pembelajaran. Menjumpai siswa yang merasa lelah dan jenuh di jam – jam akhir sekolah, alangkah tidak efektif bagi seorang guru untuk langsung masuk ke materi pembelajaran. Strategi ini mengajak guru untuk mengawali pembelajaran dengan berkomunikasi dengan siswa. Komunikasi guru dengan siswa ini tidaklah melulu seputar materi pembelajaran. Bahkan guru dianjurkan untuk memulai percakapan santai seputar kehidupan siswa sehari – hari, hobi, atau kejadian menarik yang mereka alami di sekolah. Selama 5 menit, guru berkomunikasi ringan dengan siswa, memancing respon dan cerita dari mereka. Tujuan kegiatan ini adalah untuk membuat siswa merasa rileks dan lebih siap untuk memulai kegiatan pembelajaran berikutnya. Walaupun kelihatannya ringan dan remeh, namun kegiatan The First Five ini terbukti bisa membantu menciptakan suasana belajar yang lebih kondusif.
Strategi lain yang bisa digunakan untuk meningkatkan partisipasi dan motivasi siswa di jam – jam terakhir sekolah adalah menggunakan Project Based Learning (PBL) atau pembelajaran proyek. Pembelajaran proyek dilakukan untuk membuat siswa lebih termotivasi dan terlibat dalam proses belajar mengajar. Pada pelaksanaannya, alangkah baiknya jika guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk menentukan media dan jenis proyek yang akan dikerjakan. Hal ini dilakukan supaya siswa dapat menentukan pengerjaan proyek mereka sesuai dengan bakat dan minat mereka masing – masing. Ketika siswa mengerjakan sesuatu sesuai minat mereka, diharapkan mereka akan lebih termotivasi dan lebih terlibat dalam prosesnya. Meningkatnya motivasi dan partisipasi siswa ini pada akhirnya dapat membuat siswa lebih bisa memahami pengetahuan yang sedang mereka pelajari.
Tidak semua materi pembelajaran bisa dikemas dalam bentuk pembelajaran proyek. Disinilah kreatifitas dan inovasi guru sangat penting. Ada banyak cara yang bisa digunakan guru untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas dan menarik. Salah satu cara menciptakan pembelajaran yang menarik adalah dengan menggunakan kombinasi pembelajaran berbasis audio, visual dan kinestetik. Banyak guru masih berpendapat bahwa pembelajaran yang efektif itu adalah ketika ruang kelas hening dan anak – anak (terlihat) berkonsentrasi pada penjelasan guru. Pada kenyataannya, pembelajaran di ruang kelas yang dihiasi dengan suara riuh rendah dan mobilitas siswa bisa jadi lebih efektif. Ketika siswa merasa lelah dan bosan di jam – jam terakhir sekolah, siswa membutuhkan pembelajaran yang bisa membangkitkan semangat dan menghibur. Menciptakan pembelajaran menggunakan kombinasi audio, visual dan kinestetik bisa digunakan guru untuk mengisi kebutuhan siswa tersebut. Guru perlu menelaah dengan cermat materi pembelajaran yang akan mereka sampaikan. Langkah selanjutnya adalah mengolah materi tersebut menjadi kegiatan pembelajaran yang menarik, dikemas dengan gerakan atau lagu atau video yang terkait. Dengan bergerak atau mendengarkan lagu atau menonton video, siswa yang semula merasa lelah dan bosan dapat terhibur dan pada akhirnya hal ini dapat meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Di era dimana teknologi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita, guru diharapkan untuk menggunakan semua sumber daya yang ada untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang diberikan kepada siswa. Tidak dapat dipungkiri, motivasi dan partisipasi siswa di dalam proses belajar mengajar menentukan tingkat pemahaman siswa terhadap materi. Ketika siswa yang bosan dan kelelahan terpaksa dijejali dengan pengetahuan baru tanpa adanya variasi maka tujuan pembelajaran sulit tercapai. Strategi The First Five, Pembelajaran Proyek, dan kombinasi pembelajaran berbasis audio, visual dan kinestetik adalah beberapa alternatif solusi untuk menghadapi siswa yang merasa kelelahan dan bosan di jam – jam terakhir sekolah. Merasa tertantang untuk mencoba ?
Penulis : Andini Lusiana Sari, S.Pd . Guru SMA N 1 Kradenan.
Sumber : https://jatengpos.co.id/fun-english-di-jam-terakhir/ .